Cewek cina terkenal mulus-mulus, gak heran banyak
yang menghayal bisa bercinta dengan cewek Amoy, nah kisah berikut adalah petualangan
sex seorang pemuda yang beruntung bisa merasakan ML dengan tante amoy yang
mulus dan bohay, berikut cerita lengkapnya bercinta dengan tante Amoy
Kisah ini berawal di kota kelahiranku . Kita bertetangga
dengan sebuah keluarga Cina. Kita pindah kerumah itu ketika aku berusia 6 tahun. Ayahku adalah pegawai negri sipil
biasa dan oom Pang adalah juga PNS tetapi punya kedudukan yang tinggi. Oom Pang
ini orang Cina peranakan Manado sedangkan tante Pang atau yang biasa dipanggil
tante Soen adalah orang Cina peranakan Ternate. Aku sseumur dengan anak
gadisnya yang nomor 4 dan kita satu sekolah. Dengan demikian kita tumbuh
bersama menjelang masa remaja, hanya setamat SMP aku ke STM sedangkan Angela ke
SMA. Aku suka main dirumahnya Angela.
Tapi sejak aku di bangku kelas tiga SMP aku mulai
tertarik kalau melihat tante Pang ini. Orangnya tinggi besar, wajahnya
sebenarnya cukup cantik, hidungnya mancung dan bibir bibir yang seksi. Betis
betis kakinya yang besar dan panjang itu juga berbentuk indah. Tetapi selama
hidupku aku tak pernah melihat tante ini berhias diri. Ke Gerejapun tante hanya
berdandan biasa saja tanpa make up yang berlebihan. Setiap hari tante slalu
bekerja didapur memasak. Tante senang padaku sebab aku suka menemaninya didapur
dan kita mengobrol soal apa saja.
Tante ini benar benar seorang wanita yang polos
dan suci hatinya menurut pandanganku. Tapi tante ini kalau duduk suka
sembarangan dan inilah yang membuat aku jadi bernafsu padanya. Suatu hari aku
meIihat tante memakai baju yang agak terbuka dan diketiaknya sudah sedikit
sobek. Akibatnya tali branya yang warna hitam itu kelihatan bahkan sebagian
samping dari toketnya yang putih dan besar itu juga kelihatan. Aku tak tahan
melihat semua ini, sementara tantepun cuek saja sebab sibuk dengan
pekerjaannya. Kebetulan saat itu tak ada siapa siapa didapur selain aku dan
tante Pang ini. Beberapa butir peluhnya mengalir di wajahnya yang tak kenal
lelah itu. Lehernya yang berisi nampak mengkilat oleh keringatnya. Pemandangan
ini yang membangkitkan nafsu birahiku padanya.
Tiba tiba telefon berbunyi dan tante menyuruhku
untuk angkat telpon. Rupanya dari suaminya dari kantornya, mau bicara dengan
mamanya. Lalu tante Pang datang mendekatiku, mengambil alih gagang telefoon itu
sambil berdiri tepat disampingku dekat sekali hingga toketnya yang terbuka itu
bisa aku lihat begitu jelasnya. Kulitnya masih mulus putih padahal usianya
sudah empat puluh tahun waktu itu. Aku tak dapat menahan hatiku lagi. Sementara
tante berbicara ditelefoon maka tanganku segra bereaksi mengusap pelan bagian
dari toketnya yang nampak itu dan kuremas remas pelan.
Aku merasa nikmat sekali bisa menyentuh kulit
putih itu. Tante hanya menatapku tapi tak bereaksi apa apa dan kembali melanjutkan
kerjanya. Aku kembali mendekatinya dan tanganku kembali menyusup masuk lewat
celah yang terbuka itu terus memegang buah dadanya dan meremas remasnya. Tante
kaget dengan sikapku yang berani itu.
“Ce ngana anak kecil kenapa ramas ramas kita
punya Toket?”. Tante bertanya dengan dialek Ternatenya.
“Tante punya Toket itu bikin saya jadi nafsu”
kataku dengan hati yang polos, walau hatiku berdebar juga.
Tanganku masih saja menggerayangi toketnya yang
besar itu. Bahkan ketika sampai keputingnya dan memintir mintir putingnya itu
terasa putingnya tante tlah jadi tegang mengeras dan memanjang. “Adooohh..!”
tante Pang mengeluh sambil memerem matanya dan menegakan badannya. Rupanya ia
juga merasa nikmat dengan permainan tanganku ini. Dan kuremas terus gumpalan daging
putih yang masih kenyal itu. Tante Pang semakin mengerang. Kuraih kepalanya dan
kucium bibirnya, walau aku sendiri masih bodoh dalam berciuman. Gigiku
berbenturan dengan giginya tante, tapi cepat ku sambar bibirnya lagi. Tante
tersandar dikursi menatapku nanar.
Melihat tante Pang yang sudah terkapar seperti
petinju yang ko itu, bikin aku tambah nekad lagi. Kukeluarkan kedua payu
daranya itu dari dalam bra nya dan kuhisap kedua putingnya silih berganti.
Tante Pang semakin merintih dan memekik dengan suara tertahan sambil membanting
banting kakinya kelantai. Tangan kiriku masuk kebalik blusnya terus menembus cd
nya dan mengusap usap bibir memeknya.
Tante Pang berteriak dan memekik tertahan,
rupanya tante mencapai klimaksnya. “Sudah.., sudaaah..!” jerit tante Pang dengan
suara bergetar. Lalu ia bangun berdiri seperti marah padaku. Menatapku dengan
mata terbelalak. Bibirnya gemetaran. “Ce .., kurang ajar ngana!” Lalu ia
bangkit berdiri dan buru buru memasukan kembali kedua toketnya yang aku
keluarkan tadi itu segra meninggalkan tempat itu. Kulihat tante memasuki
kamarnya dan membanting pintu. Aku cepat cepat kabur saja dari situ.
Malamnya ku datang kesitu lagi, dengan alasan mau
ketemu sama Angela. Tante Pang lagi diruang tamu duduk berpangku kaki sambil
membaca majalah. Hanya menatapku sekilas dan tidak menjawabku. Mungkin dia
masih marah pikirku. Pada suatu pagi aku tak masuk sekolah, lewat samping aku
masuk kedapur dan dipojok aku lihat tante sedang mencuci pakaian. Kebiasaannya
kalau celana dalamnya dan anak anak wanitanya tante mengucek ngucek sendiri tak
pernah masukan kedalam mesin cuci.
Tante Pang sedang duduk pada sebuah bangku kecil
sambil membuka lebar kedua pahanya sementara roknya tersingkap sampai jauh
keatas. Mungkin sebab tak ada orang lain di rumah jadi tante bersikap bebas
begitu dan tante Pang pun kaget dengan kehadiranku yang tiba tiba itu. Aku pura
pura nanya segala macam untuk mengajaknya ngobrol sambil aku duduk di
hadapannya hingga pahanya yang besar yang tlah basah oleh air sabun jadi
mengkilap putih. Bisa kulihat dengan jelas membuat aku jadi benar benar
terangsang.
Entah tante Pang sadar atau tidak dengan posisi
duduknya itu, dia tetap tak merobah posisi duduknya itu walau mataku tlah
melotot kearah selangkangannya. Aku lalu berdiri dan mendekatinya dan jariku
segra meraba pahanya yang basah itu dan agak meremas remas kulit paha yang
masih kenyal itu, sementara si kecilku mulai bergerak gerak didalam celanaku.
“Hei…!” sergah tante Pang tapi tanpa menoleh
padaku. “Mulai lagi ngana punya tangan nakal itu”. Tapi nada suaranya tidak
seperi orang marah. Jari jariku turun kebawah sampai mendekati selangkangnya
dan kusingkap lagi roknya . “Aduuuh, ngana ini nakal sekali ya?” kali ini
suaranya agak meninggi sedikit, tapi ia tetap saja melanjutkan mengucek
pakaian. Dan tanganku sudah tak bisa ditahan lagi, jariku segra menerobos masuk
kedalam cd nya.
Kurasakan jembutnya yang lebat dan panjang
panjang itu sementara jariku terus saja masuk menyusup hingga aku menemukan
lobangnya. Aku yakin bahwa ini adalah lobang vaginanya tante Pang, segra jari
tengahku dan jari telunjukku kudorong masuk. Tante Pang menjerit seketika dan
menatapku seperti tak percaya kalau aku berani berbuat sejauh itu. Ia berusaha
menarik keluar tanganku, tapi aku bertahan kuat kuat. Dengan sekuat tenaga aku
mendorong kedua jariku masuk dan menusuk nusuk memeknya tante Pang itu.
Kulihat tante itu memejamkan matanya sambil
mendesah tertahan, aku semakin kuat menyodok nyodok terus hingga jari jariku
terasa basah oleh cairan yang ada didalam lobang memeknya tante Pang itu. Kedua
tangannya terkulai lemas disisinya dan kepalanya tertunduk dan suaranya
melenguh dan napasnya memburu. Kemudian ku lihat tante Pang seperti kesetanan
mendesah mengerang sambil menjepit kedua pahanya kuat kuat hingga jari jariku
ikut terjepit. Beberapa saat kemudian ia seperti tersadar lalu mendorongku kuat
kuat hingga aku jatuh terjengkang kebelakang. Lalu cepat ia bangun berdiri dan
meninggalkan tempat itu. Kemudian terdengar pintu kamar dibanting kuat kuat.
Aku terkaget lalu buru buru bangun dan kabur dari situ.
Aku paling tak suka sama si Teng Be, kakaknya
Angela. Orangnya sombong dan angkuh, tidak seperti Teng Lae atau Giok kedua
kakaknya. Dia dua tahun lebih tua dari aku, kita yang sebaya tak suka main
dengan dia. Aku pikir gimana kalau sampai mereka tahu apa yang tlah ku perbuat
terhadap mama mereka?. Dunia pasti akan geger. Sebab aku berdarah melayu
campuran darah orang Papua dan mereka orang Cina.
Untuk beberapa hari berikutnya aku tak berani
kerumah mereka. Tapi dalam sehari tak melihat wajahnya tante Pang aku merasa
diriku sangat sengsara. Sejak kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang ibu.
Ini yang bikin aku jadi nakal dan liar.
Waktu acara perpisahan sekolah aku datang
sendirian, sebab papaku lagi pergi. Aku begitu iri melihat teman teman lain
yang di temani orang tua mereka. Mereka berpakaian bagus bagus sedangkan aku
hanya berpakaian seadanya. Padahal aku bukan berasal dari keluarga yang miskin,
hanya ibu tiriku saja yang sangat pelit terhadap aku.
Aku melihat Angela di temani papa dan mamanya, kita
sama sama lulus ujian. Aku berdiri sendirian dengan kepala yang tertunduk dan
sebelum acaranya selesai aku sudah kabur duluan sebab aku merasa tak pantas
berada diantara teman temanku itu yang mereka semuanya sangat menikmati hari
hari yang bahagia itu. Selama liburan aku tinggal dirumahnya kakekku, yaitu
bapaknya papa aku. Rumahnya berada ditepi pantai berada ditepi pantai. Kadang
aku ikut kakek melaut mencari ikan untuk kita makan. Tapi hatiku slalu rindu sama
tante Pang.
Akhirnya papaku datang, katanya aku didaftarkan
di STM bagian mesin. Aku sangat sayang sama beliau, tapi aku benci istrinya
itu. Aku tak punya pilihan lain selain harus kembali kerumah itu. Padahal rumah
itu bagai neraka bagiku, tapi ada tante Pang tetanggaku yang slalu aku
rindukan. Akhirnya ketika aku tlah duduk di bangku kelas satu STM, sebab aku
dapat ceweq anak sekolah maka buat sementara aku melupakan tante Pang.
Tapi setelah aku kelas tiga baru aku teringat
sama tante lagi. Rupanya selama ini dia slalu merindukanku, tapi tentu saja tak
mungkin diungkapkannya padaku, sebab tante ini adalah wanita yang masih
terkungkung oleh norma norma kehidupan dan tradisi orang Cina. Bahkan dia sama
sekali tak bereaksi ketika aku berusaha lagi untuk mendekati nya, walau aku
yakin kalau dia itu tahu akan gerak gerikku ini. Sebab aku tahu jam jam dia
sendirian di rumah maka saat itulah aku datang padanya. Yaitu sekitar jam tiga
sore, ketika yang lainnya pada tidur siang, tapi tante tak pernah mau tidur
siang. Katanya biar malam nanti ia bisa cepat tertidur.
Waktu aku datang saat dia lagi sendirian duduk di
meja makan sambil membaca majalah, ia menatapku penuh selidik. Setelah
menyapanya aku langsung datang duduk didekatnya. Aku dapat mendengar elahan napasnya.
“Anak kecil, ngana mau apa lagi?”. Sialan, ia masih juga memanggilku dengan
sebutan anak kecil, padahal aku sudah di bangku kelas tiga STM. “Saya rindu
sama tante, tante yang cantik dan sexy manis” jawabku sambil tersenyum padanya.
Ok... Cerita nya Bersambung Para agan sekalian, Ikuti terus cerita nya di bagian 2 : Bermain Kuda-kudaan Dengan tante Amoy 2
kunjungi kami hanya di www.MrSBO.com atau bisa baca di sini ---> cara daftar sbobet bola, untuk taruhan bola , dan Di sini --> cara daftar sbobet casino untuk taruhan casino online.
Ada pun agen Sbobet resmi yang eksis di dunia maya tidak lah semua nya terpercaya, jika anda berselancar di dunia maya dengan bantuan google.co.id sebagai media mencari anda akan menemukan banyak sekali situs-situs yang menyediakan jasa taruhan online SBOBET. Tapi anda harus berhati-hati dalam memilih agen ataruhan online.
0 comments:
Post a Comment